Senin, 13 Oktober 2014

puisi - senandung perpisahan

by : ervinna i c

Aku seperti bumi kehilangan mentari
Terlalu pagi untuk kau pergi
Pergi tanpa salam perpisahan
Ibarat bunga, kau layu sebelum berkembang
Kulihat ragamu tanpa nyawa
Pilu rasanya
Hatiku teriris, sakit sekali
Lalu ragamu hilang di peluk bumi
Hanya kenanganmu yang selalu menemaniku
Derai air mata
Menguraikan pedihnya rasa ini
Teringat senyummu
Candamu
Dan kita tertawa bersama
Semua tinggal serpihan kenangan
Tuhan, Kau pasti sedang tersenyum
Peluk dia dengan kehangatan
Buat ia bahagia bersama-Mu
Biarkan dingin menerpa kesendirianku tanpanya
Memeluk bayangnya
Tanpanya kini tiada musim semi
Tak ada senyum di wajahku
Jika engkau mengerti akan dalamnya luka
Biarkan aku tergores kenyataan
Biarkan ruang dan waktu berbeda memisahkan kita

Ingatkah kau kawan?
Seragam hitam yang mengenalkan kita
Berjuang untuk tujuan yang sama
Menghapi medan pertempuran
Bersama dalam susah
Dalam sengsara
Tanpa kenal lelah
Tanpa kenal menyerah
Jalan masih panjang kawan
Namun kau berhenti ditengahnya
Menghempaskan semua angan dan cita
Ingatkah kau kawan akan rencana kita dulu?
Nyatanya Tuhan punya rencana lain
Maut lebih dulu menjemputmu
Inikah Tuhan
Inikah yang kau sebut rencanamu lebih indah?

Ceritamu yang tlah kau ukir
Senyummu yang tlah kau tinggalkan
Seolah-olah melebur dalam kepiluanku
Tiada lagi ceritamu
Tiada lagi candamu
Untuk menghapus semua duka
Kini kau berada dalam kenangan
Sampai saat ini rasanya tak percaya kau tlah tiada
Waktu lampau yang tak kan berubah
Berjalan sesuai takdir yang tlah digariskan
Bisa apa aku untuk melawan takdir?
Agar bisa membuatmu kembali membuka mata
Membuatku bisa memelukmu kembali
Membuatmu tersenyum lagi
Namun kau tetap diam
Kau tetap lelap dalam tidur panjangmu

Akan kubawa kenangan ini
Menetap dalam sunyi
Memelukmu dalam doaku
Mengharapkanmu dalam mimpiku
Berharap dalam tiap lelapku agar kau hadir
Membawa kabar bahwa kau baik-baik saja disana

Terlalu sebentar kau ada
Terlalu cepat kau tiada
Burung-burung berhenti bernyanyi
Pepohonan berayun dengan pelan
Semilir angin beradu sepi
Seolah-olah mengiringi langkah-langkah kami
Mengantarmu ke singgasana yang damai
Abaikan tangisan kami
Tersenyumlah wahai bidadari
Terbanglah ringan, jangan pedulikan kami
Sambutlah dunia barumu disurga sana

Inilah hidup kawan
Kau menyadarkan kami
Betapa dekatnya kematian itu
Inilah kehidupan
Dari tiada menjadi ada lalu kembali tiada
Kau dari-Nya dan kembali pada-Nya

Kini dirimu tlah berbaring abadi
Dipusaramu yang penuh taburan bunga
Nisan yang terukir namamu
Memulai perpisahan kita
Jiwa yang terpisah tak menghalangi hati kita tetap bersama
Tidurlah yang nyenyak, mimpi yang indah kawan
Tunggu pertemuan kita dimasa yang akan datang
Pergilah
Pergi hilang dalam kabut jingga bahagia
Kutunggu esok kala kau datang menjemputku di surga
Sambut aku dengan senyumanmu
Selamat jalan sahabatku
Kau kan tetap hidup dalam sanubariku
Kenanganmu abadi dalam ingatanku
Ya Allah terimalah dia disisi-Mu
Ampuni segala dosanya
Dan bukakanlah pintu surga untuknya