Malam Itu

Mereka adalah semangatku. Mereka yang membuatku untuk memikirkan nasib Lembaga ini nantinya. Sebagai ketua, harus bisa menjadi panutan. Tetapi ketika semangatku hilang, siapa lagi yang jadi penyemangatku? Ialah mereka adik-adik generasi penerusku. Aku tak mungkin mematahkan semangat mereka yang menaruh harapan besar kepada Lembaga. Harus aku mengrestart semangat supaya tak patah lagi.

Memang ketika kita bersenang-senang, harus ada ujian agar kita tak terlena. Karena kesenangan itu lah yang sering kali menjatuhkan kita. Maka ketika ujian itu tiba, di kira kita tidak langsung drop? Rasanya dijatuhkan sejatuh-jatuhnya. Karena baru saja kita mendapatkan suatu kesenangan.

Ah tapi lewat malam itu, ada dampaknya untuk saat ini. Semangat kami pada hari-hari selanjutnya lebih menggebu-gebu. Ada semangat lain yang lebih menyemangatkan dari ini. Seolah kami didorong untuk menghidupkan dan menjadikan hidup Lembaga yang kami urusi. Muncul gagasan-gagasan baru yang menjadi karya kami.

Ah mungkin jika tak datang malam itu, hari ini kami masih senang-senang. Lupa akan bahaya yang sedang mengancam kita. Yang setiap saat siap menerkam kami jika lengah. Ah, harusnya kami berterima kasih kepada malam itu, juga kepada seseorang yang telah membakar kami entah dengan cara menjatuhkannya. Juga kepada seseorang yang menyembuhkan luka kekecewaan kami setelah dijatuhkan. Biar jadi rahasia saja ya, hsst.