Kamis, 18 Mei 2017

Seperti Tersesat di Dunia Antah Berantah

Kami mendapat nomer urut 3 di perlombaan siang itu. Di ruang T8.02.08 yang seharusnya menegangkan malah menjadi hal yang aneh bagi kami. Pasalnya yang mengikuti lomba tersebut adalah mereka-mereka yang mengikuti ormas islam. Aku pun sering melihat mereka menyebarkan buletin Al-islam. Tak hanya menyebarkan buletin, tapi mereka juga menyebarkan paham. Bahkan aku sering menulikan telinga ketika mereka mulai ceramah. Bukannya tidak menghargai, tetapi aku tak suka cara mereka saja.

Kami tertawa cekikikan di dalam ruangan. Merasa malu. Merasa tak pantas di sana. Merasa tak pantas melawan mereka. Jika dibanding ya berbeda sekali lah. Mereka lebih paham agama, ketimbang prejengan yang seperti kami. Kami menjadi psimis melihat saingan yang seperti ini. Seharusnya bukan kami yang di sini, tetapi teman kami ada yang kami rasa setara dengan mereka.
Lomba Fahmil Qur’an (cerdas cermat) segera dimulai dengan no urut satu hingga tiga sebagai gelombang pertama. Aturan mainnya adalah jika jawaban salah/benar 50% skor -50, benar 75%  skor +75, dan jika benar skor +100, aturan main untuk pertanyaan rebutan. Jika pertanyaan wajib tidak akan dikurangi jika salah. Yang di pertanyakan adalah ayat Al-Qur’an, hadist, sejarah islam, dan ilmu tajwid. Waduh ngeri bagiku yang tak terlalu mengerti.
Pada pertanyaan wajib, kami hanya mengumpulkan skor 50. Sedangkan kedua saingan kami memperoleh skor sama, yaitu 225. Skor yang kami dapatkan dari pertanyaan wajib harus rela dikuranngi 50 karena salah menjawab. Pertanyaan sepela memang. “Berapa jumlah huruf Hijaiyah?”. Aku malah ingat 26 (Btw ini kan huruf abjad), dan temanku menjawab 27. Karena yang benar adalah 29. =,=
Kami keluar ruangan dengan tertawa cekikan, malu banget. Semalu-malunya. Tak akan bertindak bodoh dua kali, tak akan. Hingga kami mempunyai niat untuk tak menceritakan aib ini kepada siapa pun. Tapi aku akan menceritakan di blog hihi.

Sedangkan untuk diriku sendiri, rasanya aku terdampar di pulau tanpa nama. Yang entah dimana. Aku terpaksa sih ikut ini, karena dipaksa. Dan aku merasa hanya menjadi pelengkap kelompok saat perlombaan ini. Karena aku tak ikut berdiskusi dengan kedua temanku, yang ku rasa lebih paham agama dibanding aku. Aku sebenarnya agak malu, tapi bagaimana lagi. Nasi sudah menjadi bubur, katanya. Malu karena aku terlihat tak tahu apa-apa. Aku akui semakin kesini, semakin jauh dengan agama. Hla wong jilbaban aja masih belum ‘ajeg’. Sudah jarang membaca al-Qur’an. Jarang pokoknya. Dan aku merasa entahlah.

3 komentar:

  1. entahlah,, seperti penulis yang dirahasiakan

    BalasHapus
  2. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    www.arenakartu.cc
    100% Memuaskan ^-^

    BalasHapus
  3. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    www.arenakartu.cc
    100% Memuaskan ^-^

    BalasHapus