Dengan modal nekad,
akhirnya aku dan Mbak Yani berangkat menghadiri undangan Musyawarah Kerja Kota
oleh PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia) Dewan Kota Surabaya di UIN
Sunan Ampel. Rencananya yang berangkat adalah aku, Mbak Yani, Amara, dan Mbak
Merry. Tetapi Amara tidak bisa karena ada tanggungan adik kelas yang mengikuti
SBMPTN. (Btw aku juga dititipi anak orang, tapi ku terpaksa ku tinggal.
Maapkeun). Mbak Merry tiba-tiba KKN. Padahal kan mereka yang ada sepeda motor.
Ya sudahlah, terpaksa harus meminjam sepeda motor. Alhamdulillah ada, dan tidak
jadi ng-Uber.
Berbekal niat untuk
menghadiri undangan juga, akhirnya kami tiba di Uinsa. Bertepatan juga hari ini
tes SBMPTN, jadi kampus ramai oleh para peserta. Kami pun susah untuk
membedakan mana mahasiswa mana peserta. Dan kami tidak tahu di mana gedung yang
digunakan Musyawarah. Ketika tiba-tiba sepeda motor berhenti, di depanku ada
dua manusia muda-mudi berseragam hitam dan tanpa sengaja aku membaca “lembaga pers”.
Dengan sontak aku bertanya,
“Mas, Mas mau ke PPMI
ya?”
“Iya”
“Mau tanya mas, gedung
yang dipakai untuk PPMI mana ya?”
“Oh di sini” sambil
menunjuk gedung disebelahku parkir. Dan begitu saja. Ia berlalu tanpa ada niat
membarengi ta bagaimana. Hwaduh. Kami datang sudah disambut dengan tidak friendly. Dan sepertinya yang ku tanyai
tadi adalah mahasiswa Uinsa. Dan kami pun menuju gedung yang dimaksudkan
mahasiswa tadi. Di depan pintu masuk kaca, tertera dengan terang “Sekretariatan
SBMPTN”. Kami kira itu khusus SBMPTN, dan tak ada yang lain. Tanpa berniat
mendekat dan melihat kertas-kertas lain yang di tempelkan di sebelahnya. Kami
pun mengitari gedung tersebut, hingga akhirnya menanyakan kepada mahasiswa yang
sedang di ruangan, entah ruang apa. Dari situ kami memperoleh informasi bahwa
gedung itu adalah rektorat lama dan dua gedung yang dijadikan satu. Kemudian
ketika kami menjumpai tulisan “Sekretariatan SBMPTN” lagi, betapa terkejutnya
kami karena di sebelah kanan tulisan tersebut ada keterangan “Musyawarah Kerja
Kota PPMI Dk Surabaya”. Aih, kami harus membudayakan membaca sebelum bertanya.
Literasi, literasi, dan literasi.
Kapan terakhir aku
menyanyikan lagu Indonesia Raya, semenjak menjadi mahasiswa?
Jawabanku adalah tidak
pernah. Atau aku lupa. Pembukaan Musyawarah Kerja Kota tersebut dibuka dengan
membawakan lagu Indonesia Raya. Rasa aneh menyeruak. Entah rasa rindu
menyanyikan lagu tersebut, atau malu kepada diri sendiri.
Suatu ketika aku pernah
meresapi lagu tersebut. Menyanyi sambil membayangkan tiap kalimatnya. Betapa aku
menemukan semangat yang luar biasa ketika aku mencoba menghayatinya. Betapa aku
membayangkan aku hidup pada masa itu. Pada masa perjuangan yang dengan
semangatnya memperjuangkan bangsa Indonesia. Betapa sulitnya keadaan saat itu.
antara hidup dan mati. Mati atau merdeka.
Semoga mereka-mereka
yang menyanyikannya tiap hari, tidak hanya sembarang menyanyi. Ku harap mereka
semua mengerti arti dari lagu tersebut dan dapat menghayatinya.
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
BalasHapusSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
www.arenakartu.cc
100% Memuaskan ^-^