Sabtu, 14 Mei 2016

Mungkin Hari Keberuntungan


Sabtu, 14 Mei 2016


Hari aku ke PENS (Politeknik Elektro Negeri Surabaya) untuk mengikuti Talkshow Ke-penulisan “Explore your idea and be a creative writer” dengan pembicara Dee Lestari atau Dewi Lestari yang punya lagu malaikat juga tahu, begini cuplikan liriknya “...karena kau tak lihat, terkadang malaikat tak bersayap tak cemerlang tak rupawan....” Dia juga seorang penulis, beberapa novelnya malah sudah dijadikan film. Seperti Perahu Kertas dan Filosofi Kopi.
Sampai disana hal yang pertama dilakukan adalah registrasi, menulis daftar hadir untuk disikan ke piagam dan menukarkan tiket dengan kupon undian. Aku mendapatkan nomor 272, yang saat acara akan menjadi nomor keberuntunganku. Pertama masuk gedung yang lebih dari enam lantai ini rasanya kagum sekali. Dengan bangunan yang serba kaca, sudah ada lifnya, ber-AC pula, pokok bagus banget. duh kapan ya kampusku kaya gini. Apalagi saat memasuki ruang auditorium yang berada di lantai 6. Ruangan dengan cat dominasi kuning itu memang lebih sempit daripada auditorium yang dipunyai FBS. Tetapi di dalam gedung ini ada sentuhan seninya, ada ukiran-ukiran batik di temboknya.
Pada saat undian dorprise, aku tak menyangka nomorku disebut. Ternyata hadiahnya adalah tiket tanda tangan Dee Lestari. Dan aku tak membawa novelnya Dee Lestari sama sekali, karena aku memang tak punya. Yang kubawa malah novelnya Eka Kurniawan, hadeh sebel aku. Ya terpaksa hanya meminta tanda tangan di note yang dibagikan panitia. Sebenarnya aku kepengen dapet novelnya. Tapi ya sudahlah, minta tanda tangan sekalian boleh minta foto kok :D asikk..
Apa keberuntungan hari ini gara-gara semalam aku bermimpi bahwa Pak Sugeng (salah satu dosen Bahasa Jawa yang penampilannya serba hitam) mengikuti seminar ini. Hahaha entahlah ya. Mimpi mimpi, bunganya tidur.
Beberapa perkataan Dee Lestari sangatlah berguna untukku penulis pemula. Dia berkata jika ingin menjadi seorang penulis hal pertama yang dilakukan adalah menjadi seorang pengamat. Seorang pengamat pastilah mengamati keadaan, ini ditujukan untuk melatih kepekaan kita terhadap lingkungan/sekitar. Penulis adalah pekerjaan yang tak akan ada habisnya, seumur hidup! Yang kedua adalah fiksi yang baik adalah fiksi yang kita membaca seperti membaca nonfiksi (nyata). Sedangkan nonfiksi yang baik adalah nonfiksi yang kita membaca seperti membaca fiksi (terlalu asyik kita untuk membacanya). Dalam fiksi, tentulah ada tokoh. Setiap tokoh pastilah mempunyai karakter. Nah tips dari Mbak Dee Lestari ini adalah jangan buat karakter yang terlalu sempurna. Buatlah karakter yang berkualitas, yang terkadang mempunyai sisi positif dan negatif. Seperti salah satu tokoh Supernova yang namanya Toni dan nama panggilannya Mpret. Dia bilang jika Mpret ini adalah seorang hacker, dia mencuri Rp 1 tiap rekening orang yang digunakan untuk memodali orang-orang pengangguran. Katanya, karakter diibaratkan seorang kuli yang mengangkut ide.
Berbicara tentang ide, dia berkata bahwa ide sangatlah dekat dengan kita. Bahkan ide bisa lebih banyak dari yang kita sudah memikirkan terlebih dahulu. Ide itu harus ditabung dengan dicatat. Dicatat dalam gagdet, ataupun dengan kertas. Jangan dibuang! Karena ide itu jika tidak ditabung, suatu saat kita akan lupa. Dan seorang penulis menceritakan ceritanya, deskripsi yang berlebihan itu akan menghambat cerita. Sedangkan jika terlalu banyak percakapan, seoalah-olah tidak bercerita tetapi berpidato. Dan orang berpidato kan sangat membosankan dan membuat kita mengantuk. Narasi dan Dialog itu harus seimbang. Ibarat keduanya adalah rem dan gas. Narasi diibaratkan rem dan dialog diibaratkan gas. Dan jika keduanya sudah dipegang kendali dengan ahli, maka kejarah kata TAMAT sebelum memikirkan pembaca, penerbit dan best seller. Kata TAMAT adalah hadiah, sedangkan BEST SELLER adalah bonus.
Sebenarnya aku ingin bertanya sesuatu, ketika seorang penulis sudah tidak mood bagaimana untuk mengatasinya. Tetapi sepertinya pertanyaanku sudah terjawab saat Dia berbicara bahwa semua penulis pasti mengalami kejenuhan, berhenti ditengah jalan, ga mood. Tipsnya adalah ingat deadline. Karena kata deadline ini yang mengharuskan kita untuk menyelesaikan tepat waktu.
Dee ini kan juga seorang penulis yang selalu meriset sesuatu yang hendak ditulisnya. Ada peserta yang bertanya tentang apa saja yang ditanyakan tentang riset. Ternyata jawaban dari Dee ini adalah wawancara dengan narasumber. Tidak hanya visulnya, tetapi memanfaatkan panca indra. Bagaimana rasanya, bagaimana baunya, bagaiamana kedengarannya, dan sebagainya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar