Senin, 31 Oktober 2016

Mawar

Minggu ini adalah minggu wisuda di Unesa. Deretan-deretan mobil menyesaki sepanjang jalan di Unesa. Wisudawan-wisudawati dan yang datang ke wisuda, banyak yang membawa mawar, boneka, atau hadiah sebagai tanda ucapan selamat. Melihat para wisudawan-wisudawati membuatku berkhayal, jika nanti aku wisuda selain orang tua dan adik yang datang ke wisudaku, apa ada
seseorang istimewa lain yang akan hadir? Aduh membayangkan itu membuatku ingin cepat-cepat wisuda. wkwk.

Tetapi mawar mengalihkan pandanganku. Mawar merah. Entah kenapa aku jadi ingat dua orang yang pernah ku kenal dulunya. Keduanya sama-sama hadir dalam masa SMA-ku. Orang pertama, ia sering memberiku bunga, bahkan hampir setiap hari tanpa kuminta. #eit dah, dikira gue udah mati trus disekar gtu. -_-. Bunga mawar tersebut kutaruh digelas yang kuisi dengan air. Bahkan kadang satu bunga mawar belum layu sudah datang mawar lainnya. Lucu ya. wkwk. Tetapi berbeda dengan seseorang satunya. Ia sama sekali tak pernah memberiku bunga, mawar apalagi. Eh satu bunga Edelweis, itu karena aku yang minta. Tetapi pernah sekali memberiku bunga mawar, dan itu sama sekali tidak secantik mawar yang dijual di toko-toko bunga. Hingga membuatku bertanya, "Bunga darimana ini, Mas?"

"Ngerah neng tanggaku, Dhik. Ketepakan pas kembang" 

Glodak. Yang satunya terlalu romantis, yang satunya gokil bgt :v

Aih, jadi pengen mawar :'D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar