Jadi suporter sepak bola, yuk!

Kalau jadi pemain sepak bola, tentulah susah. Jika tak sedari dini ikut latihan. Maslahnya juga kaum perempuan, mana bisa. wkwk. Tetapi ada juga sih yang bisa. Aku dulu punya teman yang bisa main sepak bola dan dia tomboi. 

Semenjak adikku ikut SSB (Sekolah Sepak Bola) - yang namanya Andika Bayu Satria dan kerap dipanggil Bayu - di SSB Blitar Putra, aku sering ikut kemana timnya akan tanding. ke Batu, ke Bojonegoro, ke Mojokerto, dan ke sekitaran Blitar. Aku selalu menyempatkan untuk ikut, meski kadang aku absen karena ada hal yang tidak bisa ditinggal. Dan itu memaksaku untuk harus berbaur dengan mak-mak dan bapak-bapak. wkwk. Enaknya kalo sama mak-mak adalah cemilan yang banyak. (seneng deh, soalnya seneng nyemil)

Tetapi ada yang berbeda ketika aku mengikuti adekku ke festival sepak bola anak "Garda Cup I" Ringin anyar, Ponggok hari Jumat dan Minggu kemarin. Sebelumnya nih, kalo aku lihat pertandingan bola cuma diem aja ga kaya emak-emak yang selalu heboh ketika bola mendekati gawang. Hari-hari itu, aku ikut-ikutan berteriak menyemangati yang sedang main. Apalagi ketika bola mulai mendekati gawang. Dan ketika bola dengan cantiknya masuk ke mulut gawang, aku jingkrak-jingkrak dengan senangnya (padahal aku pakai rok. Emang gue pikirin. wkwk).

Ada hal menarik yang kurasakan sendiri ketika berteriak-teriak di pinggir lapangan menyemangati sang pemain. Seketika beban-beban masalah yang sedang membelenggu, seperti dihentakkan keluar. Jadi plong banget. Ternyata tak harus naik ke gunung lalu berteriak-teriak sesukamu, tak harus ke tepi pantai yang sepi untuk berteriak, jadi suporter sepak bola aja deh seru. Teriak-teriak juga nggak bakal diketawain, nggak dikira orang gila, karena dikira sama-sama menyemangati. Dan kegiatan ini juga bisa memacu adrenalin naik. Jadi deg-degan karena berpikir "kegolan nggak ya" atau "bakal gol nggak ya". Apalagi sampai teriak-teriak sambil bercanda "Hoeee... kipere gujeren ben isa gol" (kipernya pegangin erat agar bisa gol), "Beh per kiper turuo per ben ora weruh bale mlebu" (Per kiper tidurlah per biar tidak melihat kipernya masuk). Atau ketika ada musuh yang licik, yang suka menjegal, para emak-emak pun akan berteriak "No lima licetan, isa main ga ta" (Nomor lima licik, bisa main apa nggak). Dan yang paling nggemesin adalah ketika adek-adek kecil yang main sepak bola. Antara bola dan yang main hampir sama. Jadi gemes-gemes lucu gimana gitu. wkwk.

Jadi, bagaimana? Mau ikut dengan pendapat saya?