Sabtu, 29 April 2017

Dunia terlalu keras bagi mereka yang tertindas

Bus damri mengantarkanku ke terminal Bungurasih siang itu. Kursi-kursi penumpang masih banyak yang belum terisi. Aku memilih duduk di dekat pintu belakang. Ketika tiba-tiba ada anak yang masih kecil memberikanku sebuah amplop yang bertuliskan kurang lebih begini "mohon maaf, kami mengharap sumbangan untuk keperluan sehari-hari". Aku jadi teringat dengan adikku yang sekarang duduk di kelas 6. Mungkin sebaya dengan adikku. Ini kan hari Sabtu, apa ia tak sekolah?



Entah mengapa dengan rasa penasaran aku menoleh ke kursi paling belakang. Disana duduk perempuan berpakaian merah hitam dengan rambut yang dikucir kuda. Betapa terkejutnya aku dengan apa yang dibawa olehnya. Ia membawa amplop yang sama dengan dibagikan anak kecil yang memakai baju warna biru. Lalu anak kecil tersebut bermain dengan temannya. Ternyata ada dua anak kecil bersama perempuan yang kira-kira umurnya setengah abad tersebut.


Kukira bocah tersebut akan bernyanyi, ternyata dugaanku salah. Ia sama sekali tak berbuat apa-apa selain membagikan amplop dan mengambilnya kembali. Kurogoh tas ranselku dan menemukan uang 700 rupiah. Dan kumasukkan ke dalamnya. Bukannya aku pelit, tapi antara kasihan dan aku tak tahu harus berbuat apa. Setelah mengambil semua amplop, terlihat ia menyerahkan semua amplopnya ke perempuan tadi. Hmm, trenyuh aku melihatnya.


Tak selang lama, teman dari si baju biru ini melangkah ke tengah bis sambil membawa icik-icik. Ia membawakan lagu suket teki dengan suara serak, serak seperti suara yang hampir habis. Sehabis ia menyanyi, ia menengadahkan bungkus jajan ke penumpang untuk sawerannya. Tapi kukilihat tak begitu banyak yang memasukkan meski hanya recehan. Ku rogoh kembali tasku dan menemukan uang receh 500. Ketika anak kecil itu menghampiriku, ku masukkan recehan tadi ke plastik pinknya. Aku tau, di dalam plastik itu tak trlalu banyak recehan-recehan, terlihat dari cara menentengnya yang dengan ringan. Karena aku adalah penumpang terakhir yang dihampirinya. ia memberikan plastik pink itu ke perempuan yang sedari tadi hanya duduk dan menghitung recehan. Tapi ia disambut tak ramah dari perempuan tadi. Aku mengira ia dimarahi karena uang setorannya yang sedikit. Ia jadi tak seceria tadi ketika bermain bersama lelaki sebayanya yang memakai baju biru.


Aku hanya berpandang-pandangan dengan penumpangan yang ada disebarangnya. Menaruh simpati dengan dua lelaki bocah yang mungkin dipaksa menjadi pengamen, peminta-minta. Aku hanya bisa geleng-geleng dengan kenyataan hidup yang seperti ini. Harusnya mereka mengenakan seragam sekolah. Berangkat ke sekolah, mencangklong tas ransel, dan membawa banyak buku-buku. Bertemu dengan kawan sebayanya, bertemu dengan Ibu dan Bapak guru. Belajar matematika, ilmu pengetahuan alam, pkn, menggambar, dan sebagainya. Tapi semua itu tak mereka dapatkan. Kebebasan mereka untuk menikmati bangku sekolah harus terampas karena dituntut faktor ekonomi. Dunia terlalu keras untuk mereka yang tertindas.



Yang menjadi pertanyaanku, siapakah perempuan tersebut? Lalu mengapa mereka sampai mengenal perempuan tersebut? Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang menjejali pikiranku, menemaniku menikmati perjalanan bis damri. Sekaligus menikmati perjalanan hidup.

2 komentar:

  1. DISKON TOGEL ONLINE TERBESAR
    BONUS CASHBACK SLOT GAMES 5%
    BONUS ROLLINGAN LIVE CASINO 0,8% (NO LIMIT)
    BONUS CASHBACK SPORTSBOOK 5%
    Bonus di Bagikan Setiap Hari Kamis pukul 11.00 wib s/d selesai
    Syarat dan Ketentuan Berlaku ya bosku :)
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.site
    UNTUK INFORMASI SELANJUTNYA BISA HUB KAMI DI :
    WHATSAPP : (+855 88 876 5575 ) 24 JAM ONLINE BOSKU ^-^

    BalasHapus
  2. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    www.arenakartu.cc
    100% Memuaskan ^-^

    BalasHapus