Kamis, 08 Desember 2016

Yang kusayang

Masalah oh masalah. Belum selesai kesedihanku tentang berita itu, kini ditambah dengan hilangnya handphone samsung tadi pagi :'. Ya mungkin karena aku yang teledor. Begini ceritanya.

Mata kuliah pagi ini di gedung T1 lantai 2, nah karena dosen belum hadir, aku, Mei, Atus, dan Eras duduk-duduk di dekat tangga sembari wifian. Aku wifian menggunakan laptop. Sudah kalap dengan youtube, wkwk. Melihat tutorial rajutan. Ku keluarkan hp mengecek sinyalnya berhuruf E, ya udah
gitu aja trus ku taruh entah dimana. Terlalu fokus dengan youtube. Nah lalu aku mendengar suara Kholida di lantai 1, karena gupuh (ada urusan tugas dengan Kholida), laptop yang sedang menyala mendownload video tutorial, kutitipkan ke Mei dan Atus, dan aku turun. Tak lama, Eras, Mei, dan Atus ikut turun. Setelah itu, ketiga orang tersebut mengajak makan ke kantin. Aku baru sadar hp samsungku. Kugeledahi tas dan tak menemukannya. Aku naik dan melihat dudukan yang kutempati tadi kosong tak ada apa pun. Aku pun mulai gelisah. Ku coba untuk menghubungi melalui w.a temanku. Pesanku masuk, centang dua. Aku mulai berpikir mungkin ketinggalan di kos atau ketlisut di tas.

Menjelang pukul satu siang, kubuka lagi w.a ku. Dan ternyata w.a ku baru dibuka pukul 11.16. Sudah jelas ada yang mengambil. Dan pesanku sama sekali tidak dibaca. Bbm ku juga hanya deliv. Hingga aku men-chatnya lagi untuk mengembalikan hpku. Pukul tiga aku sudah di gedung T1 lantai 3. Ku cek kembali w.a ku, dan chatku belum di read sama sekali, tetapi ia baru membuka pukul 14.56. Ya sudah, mau diapakan lagi. Aku merasa pasrah, mencoba bersabar dan ikhlas. Mungkin juga sudah saatnya untuk ganti hp, semoga tercapai jika sudah punya rejeki lebih. Amin.

Yang kusayangkan adalah foto-foto yang ada disana bersama kenangan-kenangan bersama hp itu. Foto di Selecta, foto di Paralayang (kok ya hp temenku hilang lebih dulu), foto di Tuban dan masih banyak lagi, yang belum sempat ku pindah ke laptop. Tetapi anehnya, hingga malam tiba, yang menghubungi bbm/w.a ku masih terkirim. Padahal, hp itu gampang habis baterainya karena mAh-nya yang kecil. Apa sengaja tidak dikembalikan? Mungkin bisa jadi :). Semoga saja yang mengambil mendapat barokah saja lah. Mungkin hp ku lebih bermanfaaat untuknya. Mungkin ini juga aku diingatkan untuk tidak ceroboh menaruh sesuatu. Agar aku lebih berhati-hati.

Tetapi mengingat tentang sedekah, aku jadi teringat kisah sahabat Nabi Muhammad mengenai sedekah. Ku kutip dari artikel.masjidku.id, begini ceritanya:

"Abu Thalhah adalah seorang shahabat dari kalangan kaum Anshar. Nama aslinya adalah Zaid bin Sahl bin Al Aswad bin Haram An Najari Al Anshari. Abu Thalhah adalah suami Ummu Sulaim, Ibu dari Anas bin Malik. Dia termasuk shahabat yang banyak memiliki harta. Di antara harta beliau adalah kebun kurma yang banyak meberikan hasil. Dan di antara harta yang paling dia cintai adalah kebun kurma yang menghadap Masjid Nabawi. Rasulullah pun pernah masuk ke kebun tersebut kemudian minum airnya yang jernih.
Ketika turun ayat ini:
 “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.” (Ali Imran: 92), maka Abu Thalhah hendak menyedekahkan kebun kurma yang paling dicintai tersebut di jalan Allah. Hal ini beliau lakukan dalam rangka untuk meraih kebaikan yang sempurna dan pahala dari Allah. Kebaikan yang dapat menghantarkan pelakunya ke surga.
Beliau bergegas datang kepada Rasulullah kemudian berkata, “Wahai Rasulullah sesungguhnya Allah berfirman, “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai,” dan sesungguhnya harta yang paling aku cintai adalah kebun kurma, maka kebun kurma tersebut aku sedekahkan untuk Allah ta’ala dan aku mengharap kebaikan dan pahalanya di sisi Allah. Maka gunakanlah kebun itu wahai Rasulullah sebagaimana yang telah diperintakhkan kepadamu.”
Kemudian Rasulullah bersabda, “Sungguh menakjubkan! Itu adalah harta yang sangat menguntungkan, itu adalah harta yang sangat menguntungkan dan aku telah mendengar apa yang kamu katakan. Menurutku lebih baik kamu berikan kepada kerabatmu.”
Rasulullah memandang kerabat-kerabat Abu Thalhah lebih membutuhkan untuk disantuni. Maka beliau menganjurkan Abu Thalhah untuk menyedekahkan kebun kurma tersebut kepada kerabatnya. Mendengar jawaban Rasulullah, Abu Thalhah berkata, “Aku akan melaksanakannya wahai Rasulullah.” Maka Abu Thalhah membagikan kebun kurmanya kepada kerabat dan anak pamannya.
Abu Thalhah telah membuktikan keimanannya. Beliau rela menyedekah harta yang paling dicintainya demi meraih kebaikan yang sempurna. Ini merupakan bukti kesempurnaan iman seorang hamba. Demikian dengan shahabat yang lain. Ketika mereka mendengar ayat ini mereka langsung mencari harta yang paling mereka cintai untuk diinfaqkan di jalan Allah.
Demikianlah hendaknya seorang muslim. Mempunyai tekad yang kuat untuk menyedekahkan harta terbaik dan yang paling dicintai. Yaitu harta yang berharga dan yang dicintai oleh hawa nafsu. Hingga terbukti kejujurannya dalam beramal karena Allah dari pada menuruti hawa nafsunya. Maka seandainya seorang hamba lebih mendahulukan kecintaan Allah dari pada kecintaan terhadap harta, tentu ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapat keridhaan-Nya. Termasuk dengan menyedekahkan harta yang berharga dan bersedekah dengan harta yang sangat ai butuhkan serta bersedekah ketika dalam kondisi sehat. Karena yang demikian menunjukkan kejujuran iman, kejernihan hati dan kekuatan takwanya.

Menginfaqkan harta yang paling dicintai menjadi tolok ukur kebajikan seseorang. Seorang hamba telah cukup dianggap telah sempurna kebajikannya ketika ia menginfakkan harta yang paling dicintainya. Dan sebaliknya, berkurang kebajikannya ketika ia enggan menginfaqkan harta yang dicintainya. Walapun seorang hamba akan tetap mendapat pahala ketika berinfak, baik banyak maupun sedikit, dengan harta yang dicintai atau pun tidak. Namun seandainya ia berinfak dengan harta yang terbaik dan yang paling dicintai tentu hal itu akan lebih sempurna kebjikannya dan lebih jelas bukti kejujuran imannya. Wallahu a’lam bish shawwab."
Bisa jadi infaq harta yang paling kucintai, adalah handphone. :)
Semua hal didunia ini hanya titipan, apalagi hanya handphone yang dibuat manusia. Manusia diciptakan oleh Tuhan. Manusia diciptakan dari tidak ada menjadi ada lalu tiada. 
Dan semoga cepat mendapat rejeki yang lebih, amin :). Untuk bisa membeli hp yang baru lagi. Amin. Semangat pinaaa.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar