Minggu, 17 April 2016
Ada seorang menanyakan kepadaku “Mau jadi penulis
Jawa atau Indonesia?”. Pertanyaan itu membuatku galau. Haha. Kenapa? Karena aku
sudah lama tak menulis cerpen. Kurang bacaan lah, kurang berbobot bacaan lah,
dan sebagainya. Disamping itu, cerkak
(cerita cekak) atau dalam Bahasa Indonesia dinamakan cerpen, punyaku dimuat
di majalah Panjebar Semangat. Memang aku merasa masih belajar menulis Bahasa
Jawa yang baik dan benar seperti apa, aku juga tak mengira jika tulisanku
dimuat. Aku masih terkena ‘euforia’ Bahasa Jawa, karena sekarang jurusanku
memang Pendidikan Bahasa Jawa. Tetapi dalam hati kecilku juga ingin kembali
seperti dahulu, semangat dalam menulis Bahasa Indonesia.
Apa bagusnya jadi penulis bahasa Indonesia? Apa pula asyiknya jadi penulis Bahasa Jawa? Belum diuraikan secara mendalam.
BalasHapusSEMANGAT! Sudah bagus topiknya, cuma perlu bahasan lebih dalam, dik. SEMANGAT! ;)